Sabtu, 01 November 2014

Wanita, Waspadai Nyeri Sendi Bahu! (Tindakan Awal)

Tanda disadari, banyak wanita yang menderita nyeri pada sendi bahunya. Apa penyebab dan akibatnya?
Bahu semula terasa kaku, lama-kelamaan kebas hingga nyeri dan lengan pun tak bisa berfungsi maksimal. Jangan tunggu sampai terlambat, segera cari tahu penyebabnya.

Dalam kegiatan sehari-hari, tangan dan lengan sering kali digunakan. Sebut saja makan dan minum, hingga kegiatan yang membutuhkan lebih banyak tenaga seperti menggendong anak atau mengangkat barang belanjaan. 

“Akibatnya, tangan serta bahu sering mendapat tekanan hingga berpotensi menimbulkan nyeri di tulang belikat atau bahu. Selain itu, otot bahu juga bisa mengalami ketegangan hingga memengaruhi struktur tulang belikat,” jelas Dr. S. Saunderajen, SpS., MSi., Med.,  Neurologist dari RS Meilia Cibubur.

Secara logika, pria lebih banyak mengalami nyeri pundak dibandingkan wanita. “Laki-laki lebih sering mengangkat barang berat yang bisa menyebabkan cedera bahu.” Akan tetapi, nyeri bahu tak berkaitan dengan AC (penyejuk udara) yang dipasang di atas kepala.

Keluhan nyeri sendi bahu makin sering dialami para wanita. Celakanya, semakin dibiarkan, rasa sakitnya tidak makin membaik.
Akibatnya, pakai baju susah, sisiran susah, menyetir mobil tidak nyaman. Bahkan, jika terus dibiarkan, bisa-bisa tangan sama sekali tidak bisa digerakkan, karena bahu mengalami kekakuan.

Menurut dr Erwien Isparnadi SpOT, dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi dari Rumah Sakit Spesialis Husada Utama Surabaya, kasus wanita yang mangalami nyeri sendi bahu semakin meningkat akhir-akhir ini.

Kemungkinannya karena wanita lebih jarang menggerakkan bahunya secara aktif. Dalam hal ini, gerakan tangannya hanya terbatas.

”Atau sebaliknya, gerak tangan atau bahu dilakukan secara berlebihan atau overused. Pada kasus ini biasanya terjadi pada wanita saat berolahraga di gym. Misalnya, karena ingin lengannya segera kencang, mereka melakukan gerakan mengangkat dumbbell hingga melampaui kepala secara berlebihan,” jelas Erwien.

Penanganan Nyeri Bahu & Leher
Dilakukan Sendiri
  • Mengistirahatkan sisi yang sakit dari pergerakan dan beban selama 2 sampai 3 hari; kemudian dimulai dengan pergerakan melatih kembali sisi yang sakit tadi.
  • Kompres es.  Biasanya dengan dibungkus dalam kain atau handuk, kemudian tempelkan pada bagian yang sakit selama 15-30 menit setiap jamnya. Jangan menggunakan yang panas.
  • Bila disertai bengkak, simpan tangan lebih tinggi dari level jantung Anda; dengan menggunakan bantal saat berbaring misalnya.
  • Minum obat penahan nyeri dan anti inflamasi/analgesik yang dijual bebas di OTC seperti Paracetamol dan ibuprofen
Dilakukan Dokter
  • Bila penyebabnya keseleo, tertarik atau penyebab ringan lainnya; maka dokter akan memberikan obat anti nyeri dan anti inflamasi untuk beberapa hari pertama, kemudian bila perlu diimobilisasi dengan splint, sling atau cast.
  • Bisa disarankan untuk menjalani physiotherapy untuk mempercepat proses recovery.
  • Bila penyebabnya cedera yang berat atau penyebab penyakit bahaya seperti serangan jantung, maka sudah tentu disarankan oleh dokter untuk dirawat inap.
Pencegahan Nyeri Bahu & Leher
  • Berhati-hati dalam beraktivitas dan bekerja untuk mencegah cedera.
  • Tidur dengan bantal yang baik agar mengurangi resiko untuk “salah tidur”
  • Melatih kekuatan otot di sekitar bahu dan leher akan memperkecil kemungkinan terkena cedera akibat gerakan atau aktivitas.
  • Kenali batasan kemampuan Anda. Jangan lakukan aktivitas yang dapat mencederai Anda.
  • Pakai pengaman ekstra saat bekerja atau berolah raga.
Bantal yang Pas
Tentu saja, cara terbaik mengatasi nyeri bahu adalah berkonsultasi ke dokter. Tapi, Anda bisa melakukan upaya pencegahan di rumah. “Mudah saja, kok. Istirahatkan sisi yang sakit dari pergerakan dan beban selama beberapa hari.” 

Lalu, kurangi aktivitas, terutama di daerah yang sakit. Selanjutnya, perlahan-lahan melatih kembali sisi yang sakit. “Bisa juga melakukan kompres es. Ambil es, bungkus dengan handuk atau kain, atau celup ke air es. Tempelkan ke bagian yang sakit selama 15 – 17 menit. Jangan menggunakan air panas terutama di fase awal selama 2 – 3 hari.” 

Bila nyeri bahu disertai bengkak, berbaringlah sembari menggunakan bantal. “Posisi tangan lebih tinggi daripada jantung. Disarankan minum obat-obatan antinyeri (inflamasi) yang dijual bebas seperti parasetamol,” papar Saunderajen.

Akan tetapi, upaya pencegahan lebih baik diawali dari berhati-hati saat beraktivitas atau bekerja. “Tidur dengan bantal yang baik dan nyaman agar mengurangi risiko salah tidur, melatih kekuatan otot di sekitar bahu dan leher, serta akan memperkecil kemungkinan sakit akibat gerakan atau aktivitas.”

Anda juga perlu mengenali batas kemampuan Anda. Pertama, jangan melakukan aktivitas yang berlebihan di luar kemampuan. Kedua, lalukan pemanasan sebelum berolahraga.

Bertambah Parah
Terjadinya nyeri sendi bahu akibat penggunaan lengan secara berlebihan (overused). Atau sebaliknya, jarang digunakan (underused), disebut impingement syndrome.

Pada mereka yang tidak terbiasa menggerakkan lengannya hingga melampaui kepala atau underused, akan membuat kondisi otot-otot di sekitar bahunya menjadi kaku.

Awalnya, gejala nyeri pada sendi bahu akibat sindroma ini timbul jika melakukan gerakan mengangkat tangan melampaui kepala. Lama-lama nyeri dirasakan ketika lengan digunakan untuk berjabatan tangan.

Demikian juga saat mendorong benda, atau saat melakukan aktivitas gerakan yang melibatkan sendi bahu. Karena itu, penderita biasanya takut menggerakkan sendi bahu.

Jika kondisi itu terus dibiarkan dalam waktu relatif lama, nyeri bahunya bukan jadi semakin mereda. Sebaliknya, bisa bertambah parah hingga mengakibatkan bahu mengalami kekakuan.

Lakukan Terapi
Menurut Erwien, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk menanganinya. Yaitu, istirahat, pengompresan dengan es, pemberian obat pereda nyeri atau analgesik, dan melakukan fisioterapi.

Terapi ultrasound terkadang disarankan untuk merangsang jaringan dan meningkatkan aliran darah di area bahu yang bermasalah. Setelah nyerinya berkurang, biasanya akan dilakukan fisioterapi berupa latihan peregangan dan penguatan dengan arahan terapis atau dokter ahli.

Biasanya dengan cara itu sebagian besar penderita akan sembuh dalam enam sampai dua belas minggu. Namun, jika lebih dari waktu itu belum juga ada tanda-tanda perbaikan, tindakan pembedahan untuk memperbaiki kondisi sendi bahu seringkali disarankan.

Untuk mencegah berulangnya sindroma nyeri sendi bahu ini, penderita disarankan mengubah aktivitas fisik yang biasa dilakukan.
”Jika sebelumnya terbiasa overused dalam menggunakan lengan, harus dikurangi. Demikian juga jika kurang aktif dalam menggunakan lengan,” tegas Erwien.

Salah Posisi
Saunderajen mengingatkan agar kita tidak menyepelekan sikap duduk atau tidur. Pasalnya, posisi yang salah bisa menyebabkan nyeri bahu. “Contohnya, duduk berlama-lama di kursi saat menyelesaikan tugas, mengetik di belakang komputer, atau salah tidur.”

Siapa sangka gaya hidup juga memengaruhi kondisi bahu, lho! “Aktivitas padat sehingga melupakan makanan yang sehat, tak punya waktu makan atau malas berolahraga. Sampai-sampai jam tidur pun berkurang. Kesehatan pun diabaikan,” terang Saunderajen. Stres pun, tambah Saunderajen, dapat mengakibatkan nyeri bahu. “Jadi, meski terlihat sederhana namun tidak boleh dianggap remeh atau diabaikan,” tegas Sauderajen.

Disebabkan Faktor Degeneratif
Berdasarkan klasifikasinya, impingement syndrome merupakan nyeri sendi bahu yang bukan karena trauma atau benturan. Selain impingement syndrome dan juga frozen shoulder atau kekakuan bahu, nyeri sendi bahu yang bukan disebabkan trauma, juga bisa terjadi akibat faktor degeneratif karena bertambahnya usia.

”Faktor degeneratif yang menyebabkan munculnya nyeri sendi bahu biasanya karena osteoarthritis atau pengapuran sendi akibat pengerasan jaringan tulang rawan sendi,” jelas Erwien.

”Selain akibat pengapuran sendi, faktor degeneratif yang membuat sendi bahu terasa nyeri juga bisa diakibatkan berkurangnya cairan sinovial yang berfunsgi sebagai minyak pelumas sendi,” ungkap Erwien.

”Untuk mengatasi nyeri sendi bahu akibat faktor degeneratif, bisa dilakukan dengan pemberian analgesik atau obat pereda nyeri dan melakukan fisioterapi. Namun, jika dua tindakan itu tidak mampu mengatasi, tindakan operasi akan dilakukan,” kata Erwien.

Bisa Karena Trauma
Dikatakan Erwien, penyebab nyeri sendi bahu yang juga sering terjadi adalah karena trauma atau cedera. ”Pada wanita, hal itu biasanya terjadi akibat kecelakaan rumah tangga. Misalnya, terbentur atau terjatuh dari tangga yang mencederai bahunya secara langsung,” ungkapnya.

Akibat cedera langsung itu, tulang sendi bisa mengalami fracture atau patah, bsia juga terjadi dislokasi atau lepasnya sendi bahu. ”Jika itu terjadi, segera bawa penderita ke dokter. Jangan ditangani sendiri atau dirawat secara tradisional,” kata Erwien.
Categories:

1 komentar:

  1. makasih atas infonya sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2CEy6Fs

    BalasHapus