Jumat, 16 Oktober 2015

Mengapa Tidak Merasakan Ketentraman Hati Di Majelis Ilmu?

Tidak diragukan lagi bahwa majelis ilmu adalah sumber ketentraman hati, ketenangan jiwa dan tempat me-recharge keimanan kita. Akan tetapi kenapa majelis ilmu tidak ramai orang-orang berlomba-lomba menghadirinya? Dan mengapa sebagian orang tidak merasakan ketentraman hati di majelis ilmu? Berikut mungkin tiga penyebab yang kami rasa paling sering menjadi penyebabnya:

Pertama: Tidak ikhlas dalam menuntut ilmu dan ada tujuan dunia dibaliknya
Yang seperti ini pasti tidak merasa ketenangan hati karena ilmu agama tidak akan masuk ke dalam hati yang rusak. Imam Al-Ghazali rahimahullah berkata,
“Kami dahulu menuntut ilmu bukan karena Allah ta’ala , akan tetapi ilmu enggan kecuali hanya karena Allah ta’ala.”[1]

Apalagi terkadang kita menuntut ilmu untuk memperoleh kedudukan yang tinggi, mencapai gelar “ustadz”, menjadi rujukan dalam berbagai pertanyaan. Bahkan ingin menyaingi ilmu ustadz atau seniornya. Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk menyombongkan diri di hadapan para ulama atau untuk berdebat dengan orang-orang bodoh atau untuk menarik perhatian manusia maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka”[2]

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Berkata sebagian ahli ilmu merupakan kebaikan sifat seseorang adalah bertanya tentang ilmu. Telah dikatakan, Jika anda duduk bersama seorang ‘alim (ahli ilmu) maka bertanyalah untuk menuntut ilmu bukan untuk melawan/ngeyel”[3]

Memang masalah niat adalah masalah yang cukup berat untuk diikhlaskan. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata,
“Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang lebih berat  daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak balik”[4]
 
Kedua: Pemateri tidak kompeten dalam ilmu agama
Tentu jika pemateri yang memberikan materi tidak cakap atau tidak ahli maka isi dan penyampaiannya akan tidak menarik dan membosankan. Kita ambil contoh ketika khutbah Jumat dimana terkadang yang menjadi khatib adalah ustadz karbitan, ustadz jadi-jadian, modal gelar profesor atau doktor saja sudah berani berbicara banyak tentang agama padahal tidak kompeten. Maka jelas makmum jumatan akan mengantuk dan justru tidak merasakan ketenangan. Inilah yang dimaksud oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,
”Sesungguhnya kamu pada hari ini berada pada zaman dimana banyak sekali ulamanya dan sedikit sekali khutobaa’nya, barang siapa yang meninggalkan sepersepuluh dari apa yang telah ia ketahui (dari urusan agamanya) maka sesungguhnya ia telah mengikuti hawa nafsu. Dan akan datang nanti suatu zaman dimana banyak sekali khutobaa’nya [khutobaa’: khatib tanpa ilmu –pent] dan sedikit sekali ulamanya, barang siapa yang berpegang dengan sepersepuluh dari apa yang telah ia ketahui (dari urusan agamanya), maka sesungguhnya ia telah selamat.”[5]

Berbeda jika yang memberikan ceramah kompeten dan berilmu yang luas, maka kita akan mendapatkan banyak faidah dan bisa menggetarkan dan menenangkan hati. Lihatlah apa yang disampaikan oleh Imam Adz Dzahabi rahimahullah menyampaikan kisah Ahmad bin Sinan, ketika beliau berkata,
“Tidak ada seorangpun yang bercakap-cakap di majelis Abdurrahman bin Mahdi. Pena tak bersuara. Tidak ada yang bangkit. Seakan-akan di kepala mereka ada burung atau seakan-akan mereka berada dalam shalat.”[6]
 
Ketiga: Tidak belajar agama secara ta’shiliy [belajar dari dasar]
Menjadi fenomena juga bahwa ada yang belajar agama terkesan “semau gue”, mau datang kajian bisa, tidak datang juga tidak masalah, belajar agama juga tidak sistematis atau belajar secara ta’shiliy [belajar dari dasar]. Sehingga belajar agama terkesan berat dan membosankan dan tentu bukan ketenangan yang didapat. Sebagaimana jika kita belajar ilmu dunia, misalnya kedokteran maka digunakan kurikulum dari dasar supaya lebih mudah, maka demikian juga ilmu agama.

Syaikh Muhammad Shalih bin Al-‘Utsaimin rahimahullahu berkata mengenai hal ini, “Janganlah mempelajari buku sedikit-sedikit, atau setiap cabang ilmu sepotong-sepotong kemudian meninggalkannya, karena ini membahayakan bagi penuntut ilmu dan menghabiskan waktunya tanpa faidah, misalnya sebagian penuntut ilmu memperlajari ilmu nahwu, ia belajar kitab Al-Jurumiyah sebentar kemudian berpindah ke Matan Qathrun Nada kemudian berpindah ke Matan Al-Alfiyah..demikian juga ketika mempelajari fikih, belajar Zadul Mustaqni sebentar, kemudian Umdatul Fiqh sebentar kemudian Al-Mughni kemudian Syarh Al-Muhazzab, dan seterusnya. Cara seperti Ini umumnya tidak mendapatkan ilmu, seandainya ia memperoleh ilmu, maka ia tidak memperoleh kaidah-kaidah dan dasar-dasar.”[7]

Dan masih ada penyebab yang lainnya seperti:
  • suasana yang gaduh karena ibu-ibu membawa anak-anak mereka, ada yang menangis dan ribut. 
  • banyaknya yang berjualan di sekitar majelis ilmu sehingga terkadang menggangu
  • tempatnya kurang nyaman dan terkadang berdesak-desakan
Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Walamdulillahi robbil ‘alamin.

**
Catatan kaki
[1] Thabaqat Asy-Syafi’iyah 6/194, Darun Nasry, cet.II, 1413 H, Syamilah
[2] HR. At-Tirmidzy 5/32 no.2654, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani
[3] Miftah Daris Sa’adah 1/168, Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut, Syamilah
[4] Jami’ Al-‘ulum wal hikam hal. 18, Darul Aqidah, Koiro, cet.I, 1422 H
[5] HR. Ahmad dalam Musnadnya (5/155). Silsilah ash-Shahiihah karya Syaikh al-Albani (no 2510).
[6] Tadzkiratul Hufadz 1/242, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, cet.I, 1419 H, syamilah
[7] Kitabul ‘ilmi syaikh ‘Utsaimin hal. 39, Darul Itqaan, Iskandariyah

Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel Muslim.or.id

Rabu, 14 Oktober 2015

Shalat Dengan Sisi Kehidupan Kita

Salah seorang ulama shalih mengatakan, "Shalat adalah Cahaya, yang terpancar dari hati seorang mukmin. Menerpa dan menyinari wajahnya, lalu memantul keseluruh anggota tubuhnya; Cahaya, yang digunakan Allah untuk menujukan siapa saja yang mencari keridhoan-Nya menuju jalan-jalan keselamatan; Cahaya, yang disandang oleh seorang mukmin ketika berjalan diantara manusia, sehingga ia melihat apa yang tidak dilihat orang lain; dan juga Cahaya, yang berkilau dihadapan dan di sbelah kanannya kelak pada hari kiamat nanti."

Kalimat-kalimat diatas merupakan untaian kata yang penuh pancaran cahaya, sebab yang menjadi titik bahasannya adalah Shalat. Ya, shalat menjadi sesuatu yang amat menakjubkan! Shalat menancap dalam tiap potongan belahan fase hidup kita. Lima kali sehari semalam, sebagai kesempatan bagi seseorang untuk membersihkan noda-noda dan menyeka kesalahan-kesalahannya.

Disela-sela kepenatan bekerja dan beraktifitas, Shalat Dzuhur datang menyapa, untuk mengingatkan kita akan Allah dan menghidupkan kembali diri kita. Selanjutnya kita pun menyelesaikan pekerjaan hingga rasa penat dan capai datang kembali. Saat itu, tibalah Shalat Ashar untuk mengembalikan gairah dan semangat kerja serta mengantarkan jasad kita menuju saat-saat beristirahat. Shalat Magrib pun menghidupkan lagi diri kita, hingga kemudian datang Shalat Isya dan menutup episode hari ini. begitulah, kita pun memulai hari baru bersama Shalat Subuh dengan semangat baru.

Shalat adalah terminal-terminal pengisian bahan bakar bagi diri kita. ketika kita mulai lemah semangat, turun gairah dan letih badan, shalat ini datang menyapa untuk membekalinya dengan bahan bakar spiritual dan tali jalinan yang menjadikannya hidup denagn jasad diatas bumi, tapi ruhnya tersambung ke langit.

Sepenuhnya kita ketahui, seorang manusia senantiasa memiliki kebutuhan. Kebutuhannya yang tanpa batas, selalu bertambah, tanpa henti, samapai lepasnya nyawa dari jasad. Suatu ketika ia akan memiliki rasa butuh yang sangat tinggi terhadap sesuatu, saat inilah tiba peranan Shalat Sunat Hajat dimana ia menghiba kepada Alloh SWT untuk menunaikan hajat dan kebutuhannya. Tatkala ia berada dalam kebimbangan demi memilih antara dua hal, datanglah peranan Shalat Sunat Istikharah. Dan selepas becek oleh dosa serta kemaksiatan, segera ia insaf tersadar dan menunaikan Shalat Sunat Taubat. Tatkala sang hamba Alloh ini sangat ingin sekali dekat dan 'mengunjungi' serta ingin berbicara langsung dengan sang maha pencipta Alloh SWT maka ia pun terbangun dari tidur malam lelapnya sebelum mengawali hari, menghirup udara segar pagi hari dalam Qiyamullail dan melaksanakan Shalat Sunat Tahajud.

Anda pun bisa melihat, ketika umat ini berada dalah kebahagiaan dan keceriaan, Shalat Sunat Hari Raya datang ditengah puncak gelombang kegembiraan tersebut. Dan saat umat ini tertimpa oleh kesulitan ekonomi semisal paceklik atau kemarau berkepanjangan, Shalat Sunat Istisqa' hadir untuk memohon siraman hujan. Kemudian, ketika muncul gejala alam yang unik semisal gerhana matahari, kita sama-sama melaksanakan Shalat Gerhana untuk memuji allah. Disamping itu, tentu kita tidak melupakan Shalat Jum'at, saat diamana umat ini berhimpun dan berkumpul sepekan sekali.

Perhatikan, saudaraku, betapa erat kaitan  shalat dengan segala sisi kehidupan kita...!


Yang juga cukup menarik disini, adalah ketika seorang bayi dilahirkan, Islam mensunnahkan kita untuk membacakan azan ditelinga kanan dan iqamah disebelah kirinya. Selama ada adzan dan iqamah, pasti ada pula pelaksanaan shalat. Tidakkah kita renungkan, kelak, selepas nyawa dari badan, kita juga akan di shalatkan?.

Jadi, Hidup kita diawali dengan Adzan dan diakhiri dengan Shalat. Di antara titik awal dan titik akhir ini, terbentang kehidupan kita yang membawa tema utama "MENEGAKAN SHALAT"!

Kamis, 26 Maret 2015

Alhamdulillah, Polwan Berhijab

SubhanAllah walhamdulillah akhirnya POLRI mengizinkan POLWAN untuk mengenakan jilbab berdasarkan Keputusan Kapolri No 245/III/2015. Abang sujud syukur, jazaakumullah semua bapak bapak petinggi POLRI dan semua ikhwah yg berjuang hingga keluar keputusan mulia ini. Kini terbuka bagi muslimat POLRI untuk hidup bahagia, terhormat dan cantik dg busana kemuliaan jilbab. Kembali abang sampaikan diantara alasan Mengapa Wanita Mu'minat Berjilbab,
  • Tujuan hidup seorg mu'min adalah Keridhoan Allah, "Ath thooah baabur ridho" taat berjilbab itu pintu diantara pintu keridhoan Allah. "Hai Nabi, katakanlah kpd isteri2mu, anak2 perempuanmu dan isteri2 mu'minin,"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yg demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal dan tidak mudah di ganggu (QS Al Ahzab 59),
  • Taat kpd Rasulullah, "Wahai Asma! Sesungguhnya seorg gadis yg telah haidh, tidak boleh baginya menampakkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja" (Muttafaqun alaihi),
  • Krn ingin selamat di akhirat, sungguh siksa pedih bg mereka yg buka auratnya di akhirat, "…Para wanita yg berpakaian tapi telanjang (tipis atau tidak menutup seluruh aurat), berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yg miring. mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya.” (HR. Abu Dawud),
  • Ingin amal ibadah diterima, ”Tidak diterima shalat perempuan yg sudah haidh (balighah) kecuali dg menutup auratnya" (HR Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Maja),
  • Pembeda dirinya dg yg lain dan sebagai syiar wanita mu'minat (QS Al Ahzab 59),
  • Selamat dari tipudaya syetan, "Maka Syaitan membisikkan fikiran jahat kpd keduanya u menampakkan kpd keduanya yg tertutup dari mereka yaitu auratnya .." (QS Al A'raf 20),
  • Auratku hanya u yg Allah halalkan, (QS An Nur 31). Jangan jadi alasan atau contoh wanita berjilbab yg berakhlak buruk, itu wanita yg belum faham dan beriman utuh ajaran Islam. Teladanilah wanita mu'minat yg berjilbab dg kemuliaan akhlak. "Semoga sahabat wanita FBku yg belum berjilbab suatu saat kalian atas hidayah Allah menutup aurat kalian...aamiin". Abang sangat bahagia malam ini, semua memang harus sabar dan penuh kasih sayang kalau Syariat Allah tujuannya.
Sumber: Diambil dari Fanspage Resmi K. H. Muhammad Arifin Ilham,
https://www.facebook.com/kh.muhammad.arifin.ilham/photos/a.435861909738.221420.56922759738/10153278531879739/?type=1&theater

Kamis, 18 Desember 2014

Kok Dia Bisa Ya ??

Kita suka memerhatikan orang-orang yang berhasil di usia yang relatif muda, lalu dalam hati dan benak kita berfikir, "enak banget ya hidupnya, masih muda, kaya, memesona pula". Tidak jarang muncul pertanyaan "Kok dia bisa ya?

Terkadang kita terlalu fokus dengan kekurangan yang kita miliki sehingga kita melupakan potensibesar yang sebenarnya ada pada diri kita. Mungkin akan lebih baik jika kita fokus pada kelebihan yang kita miliki.

Perhatikan dua kalimat berikut ini
Coba kalian bandingkan, kalimat mana yang lebih enak untuk didengar? Tentunya kalimat yang kedua bukan?

Setiap manusia pasti memiliki kekurangan, tetapi Allah pasti juga melengkapi kita dengan kelebihan dan kelebihan tersebut pada dasarnya dapat menutupi kekurangan yang kita miliki. Cara lain yang dapat dilakukan untuk menutupi kekurangan yang kita miliki. Kita dapat bekerja sama dengan orang yang memiliki kelebihan pada bidang yang menjadi kelemahan kita dengan begitu kelemahan kita dapat tertutupi dan saling melengkapi.

Sebagai contoh, kalian pasti mengetahui acara ini. Yaps... acara ini selalu mendapatkan rating yang tinggi. anda pasti mengenal sosok utama acara tersebut, pembawa acara yang sangat fenomenal: Tukul Arwana.

Ya... Tukul Arwana termasuk salah seorang yang memanfaatkan kelebihan yang ada di tengah-tengah "kekurangan" yang dimilikinya. Tukul sangat menyadari bahwa dirinya tidak tampan, ndeso katanya, katro dan bukan berasal dari keluarga berada. Tapi, dia memiliki satu kelebihan dalam dirinya yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Tukul merasa dirinya suka bercanda, kemampuannya untuk melawak menjadi sedikit potensi yang dapat dia kembangkan. Potensi tersebut dikombinasikan dengan semangatnya yang tidak pernah mau berhenti untuk terus belajar. Dan...., terbukti dari kariernya didunia hiburan yang saat ini dijalaninya terus melesat. Jadi, mulai sekarang marilah kita fokus pada kelebihan yang kita miliki daripada memikirkan kekurangan yang akan menghambat kesuksesan.

Mungkin sosok Tukul Arwana masih belum cukup bagi kamu untuk mendapatkan inspirasi dalam mengembangkan potensi yang kamu miliki. Tapi, kamu tidak perlu khawatir, cerita singkat berikut ini akan menjadi sumber inspirasi yang cukup menarik khususnya bagi anak muda atau remaja (kaya kita kita...). :D.

TITISAN SANG LEGENDA
Lahir di Rosario, Argentina pada 24 Juni 1987 seorang anak dari Ibu yang bekerja sebagai pembersih paruh waktu dan Ayah yang menjadi pekerja dipabrik baja. Anak kecil ini memiliki hobi sama dengan anak seumurnya, yaitu bermain sepak bola. Pada usia 5 tahun, ia pertama kali memutuskan untuk masuk klub sepak bola lokal didekat tempat tinggalnya. Minatnya yang semakin berkembang pada sepakbola menjadi alasannya untuk pindah ke klub yang lebih besar yang ada dikota kelahirannya, Rosario.

Pada usi 11 Tahun, anak ini didiagnosis mengalami kekurangan hormon pertumbuhan dan diharuskan terapi yang tentunya membutuhkan dana cukup besar. Meskipun dokter telah memberikan diagnosis, anak ini tetap bermain bola dengan sungguh-sungguh. Keahliannya bermain kulit bundar membuatnya dilirik oleh para pencari bakat.

Bakat alami yang dimilikinya menjadi alasan yang kuat bagi salah satu direktur dari klub sepak bola terbesar di eropa untuk menggaetnya. Akhirnya sang direktur klub olahraga tersebut menawarkan untuk membiayai pengobatan dan terapi yang akan dilakukan si anak itu. Namun, dengan catatan ia harus hijrah ke spanyol dan meninggalkan negasa asalnya, Argentina.

Pasti kalian tahu siapa sosok yang kita maksud, yaaa.... tepat sekali, tokoh yang dimaksud adalah Lionel Andres Messi atau lebih dikenal dengan Lionel Messi. Jika dilihat dari posturnya, tinggi badannya hanya 169cm dan perawakannya kecil, kita tidak akan mengira kalau dia akan menjelma sebagai seorang pesepakbola yang hebat.

Kita tidak akan membahas mengenai prestasinya di lapangan hijau karena prestasi yang telah diraih Messi BANYAAAAK BANGETTTT dan sepertinya akan terus bertambah. Terbukti dari terpilihnya Messi sebagai sala satu pemain terbaik didunia dan mampu membawa klubnya, Barcelona menjadi salahsatu klub terbaik sejagat. Pada usia yang masih sangat produktif bukan tidak mungkin dia akan terus mengukir namanya didalam sejarah sepak bola dunia.

Bagian yang sangat menarik dari kisah hidupnya adalah ketika dia mampu menyikapi hidupnya dengan sangat baik walaupun dokter telah mendiagnosis dirinya mengalami kekurangan hormon pertumbuhan. Mungkin saja kita akan lebih memilih untuk pasrah ketika kita berada pada posisi yang pernah dialami messi. Akan ada banyak alasan yang mengakibatkan kita tidak dapat menerima kekurangan yang diberikan Tuhan kepada kita.
Mungkin sebenarnya alasan-alasan itulah yang dapat mengakibatkan Messi menyerah, tetapi dia tidak menghiraukan berbagai alasan yang dapat menghambat cita-citanya tersebut. Semangat untuk terus berjuang akhirnya mengajaknya untuk bertemu dengan direktur olahraga FC Barcelona.

Mungkin cerita ini terlihat seperti kebetulan saja, ketika seorang calon pemain hebat dipertemukan dengan pencari bakat yang sangat jeli melihat potensi kehebatan bermain yang dimiliki calon pemain tersebut. Namun, tanpa adanya semangat dari Messi untuk terus berlatih dan pada akhirnya pencari bakat menemukannya, semua potensi itu akan sia-sia karena si pencari bakat tidak akan menemukan kelebihan yang dimiliki Messi.

Kamu pasti sering melihat bagaimana Messi memainkan kulit bundar, tim manapun pastinya akan sulit untuk menghentikan pemain yang bernomor punggung 10 ini. Kecepatan berlari dan akurasi tendangan yang cukup tinggi menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki Messi. Kesuksesan yang diraih Messi saat ini semakin menunjukan bahwa seorang pemain terbaik dunia tidak aharus memiliki postur tubuh yang tinggi dan sempurna. Tapi, yang terpenting adalah seorang pemain harus memiliki tujuan yang baik dan didukung dengan semangat juang yang tinggi.

Sobat, tahukan kamu apa yang menjadikan seseorang tersebut menjadi hebat? Ya karena dia sangat menyukai apa yang dikerjakannya, tahu potensi yang dimiliki, tahu dengan jelas apa yang ingin dicapai, dan tahu bagaimana cara untuk mendapatkan atau mendekatkan diri dengan cita-cita yang ingin dia capai. Dengan kata lain, orang-orang yang berhasil pasti telah menemukan passion-nya, mengasah talent-nya, dan memberikan value terhadap apa yang dikerjakannya. Selanjutnya kita akan sama-sama menentukan value yang ada pada diri kamu sehingga profesi yang nantinya akan dijalankan tidak akan menjadi rutinitas harian, tetapi kamu akan membuatnya menjadi lebih bernilai

Senin, 10 November 2014

3 Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat Dhuha memiliki keutamaan yang luar biasa. Berikut ini hadits-hadits yang menunjukkan 3 keutamaan shalat Dhuha:

1. Shalat Dhuha 2 rakaat senilai 360 sedekah

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan shadaqahnya. Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah, menyuruh kepada kebaikan adalah shadaqah, dan melarang berbuat munkar adalah shadaqah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)

فِى الإِنْسَانِ ثَلاَثُمِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلاً فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ. قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ

“Di dalam tubuh manusia terdapat tiga ratus enam puluh sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan shadaqahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah shadaqah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah shadaqah. Maka jika engkau tidak menemukannya (shadaqah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)

2. Shalat Dhuha 4 rakaat membawa kecukupan sepanjang hari


يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

3. Menjaga shalat Dhuha dicatat sebagai awwabiin


لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب وهي صلاة الأوابين
“Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah; hasan)

Demikian 3 keutamaan Shalat Dhuha, semoga semakin menguatkan kita dalam mengamalkan salah satu sunnah Nabi ini. [IK/Bersamadakwah]

Kepada Siapa Kita Bersandar ?

ALHAMDULILLAH, pujian hanya milik Allah SWT. Dialah Allah, sebaik-baiknya pelindung dan tak ada satupun yang dapat menandingi-Nya. Shalawat dan salam untuk Nabi dan Rasul akhir jaman, Muhammad Saw.

Sahabatku, puncak kebahagiaan hidup adalah saat kita memberikan hati atau cinta kita untuk sesuatu. Baik itu makhluk, harta benda, popularitas, kekuasaan atau lainnya, kepada Allah, Dzat Yang Maha Kekal. Dengan cinta yang kita berikan, akan menjadi penuntun ke mana arah yang akan kita tuju dan menjadi.

Bila kita memberikan hati pada makhluk, maka bersiap-siaplah untuk kehilangan. Karena makhluk bersifat fana, suatu saat akan sirna. Bila harta, popularitas atau kekuasaan tempat hati kita bertaut, tunggulah! Suatu waktu kita akan terhinakannya. Ia akan membawa kita ke titik nadir, tempat di mana jiwa akan merasakan kegersangan yang tiada kira.

Makhluk, harta benda, popularitas hanya akan membawa kita menjadi para pencinta dunia. Para pencinta yang mengabdikan dirinya untuk mengejar dunia dan segala keindahannya. Para pencinta yang merasa bahwa ia telah mendapatkan kebahagiaan yang menjadi tujuan hidupnya. Namun hakikatnya, tujuan yang ia kejar adalah tujuan ke lembah kehampaan tanpa dasar.

Bagaikan Qais yang menjadi majnun (gila) karena cintanya pada Laila. Qarun yang rela mati tertimbun oleh harta, karena tak rela untuk meninggalkannya. Atau Fir’aun yang ditelan ganasnya laut merah, karena egonya akan popularitas dan kekuasaan.

Merekalah para pencinta dunia. Mereka yang namanya masih tergores dalam lembar sejarah sebagai orang-orang telah terpikat hatinya pada keindahan cinta dunia. Cinta pada makhluk, harta benda, popularitas atau kekuasaan.

Tidak cukupkah, para tokoh pencinta dunia itu menyadarkan kita akan hakikat hidup ini? Masih kurangkah tingkah polah mereka mengajarkan kita, ke mana hati ini hendaknya kita berikan? Atau kemanakah cinta harus kita sandarkan, agar tidak goyah saat kaki ini melangkah?

Jika cinta ini kita persembahkan pada Allah, Dzat Yang Maha Kekal, di mana jiwa kita ada di tangan-Nya, maka keberuntungan akan menyapa dalam setiap detik kehidupan kita.

Bila setiap waktu, hanya nama-Nya yang kita sebut. Bila setiap saat, hanya Allah yang menghiasi indahnya lafaz yang tak henti menyebut nama-Nya. Yakinlah surga telah lebih dahulu hadir mengiringi hidup kita.

Saat cinta pada makhluk, harta benda, popularitas atau kekuasaan hanya ibarat bunga mimpi yang ada, namun tidak nyata. Maka saat itulah, kita telah mendeklarasikan kebebasan yang hakiki. Kebebasan untuk menjadi hamba Allah yang sejati. Para pencinta akhirat.

Saudaraku, ingatkan diri kita akan hakikat hidup di dunia ini. Kita menjadi hamba Allah bukan hambanya dunia. Dunia adalah pelayan kita, bukan sebaliknya.

Sumber: Tauhid TV, www.smstauhiid.com